Selasa, 15 November 2011

Alangkahnya lucunya fakultasku

Alangkah Lucunya Fakultas ku.. 
 Gedungnya “imut” tapi mahasiswanya amit.. eh, hehe enggak deh becanda. Mahasiswanya imut-imut juga kok, apalagi mahasiswa yang nulis ini. Sangat imut :p. yaa seperti itulah gedungnya sangat imut tapi mahasiswanya buaaaanyakkkk.. sampai-sampai ada ruang-ruang kelas tambahan looh. Kereeeeen… tapi maksa. Ups. Dulu kami punya balai sidang.. tapi sekarang menghilang.. dan digantikan dengan ruangan-ruangan berukuran sedang.. yang terbagi menjadi 4 bagian. Haha. Alangkah lucunya.. tapi sekarang kerangka bangunan baru mulai menjulang di belakang gedung fakultasku, para pekerja sibuk membuat kerangka bangunan tersebut untuk menggantikan gedung kami yang amit tersebut. eh, maaf.. imut. Hehe. Alhamdulillah yaa.. akhirnya dalam proses. 
Alangkah lucunya fakultasku..
Mahasiswanya ingin maju tapi yang diatas seakan mempersulit. Entahlah.. mau ngadain acara ini itu tapi “Nak, ini gak segini yaa totalnya.. tapi segini (sambil mencoret lembar anggaran dana)..”
oke, kami perbaiki.
Keesokannya, “loh nak, coba dikurangi lagi. Kemarin Pak.... yang coret “.
Loh, kemarin minta segitu tapi kok minta dikurangi lagi… whaaat?! Atau dulu pas mau pinjam balai sidang untuk sebuah kegiatan mahasiswa, kami sudah nge-tag tapi ada mahasiswa fakultas lain yang mau pinjam akhirnya kami ditolak dengan halus dengan alasan mereka yang mbulet. Padahal, sudah jelas-jelas kami pertama yang pinjam. Hmm.. sempat berfikir, mungkin karena kami pinjam hanya dengan bermodalkan surat dan mereka pinjam bermodalkan uang makanya kami ditolak? Ahaha. Lucu sekali pak bu.. kami disini mahasiswa fakultasmu.. mbok ya di bantu dan beri kami perhatian lebih. Fiuuuh..
Dan masih banyak hal lagi yang membuatku dan teman-teman jengkel.
Huh.. capek deh eyke.. kalo bapak ibu saja yang gantian ngurusin ini gimana? Yaa gantian gitu kita. :P
Alangkah lucunya fakultasku..
Unit kegiatan mahasiswanya banyak tapi ruangannya cuma satu aja. Sekber namanya. Semua jadi satu. Ajee gilee.. alhasil kalo temen-temen UKM mau rapat biasanya “rek, ngumpul di GG ae”. Terus disampingnya ada ruang secretariat BEM. Hmm.. dua ruang tersebut letaknya terpeeeeenciiil.. limit sinyal.. Kalo mau masuk kesana, kita melewati “lorong labirin Geje” dulu. Ahaha. Kocak. Pantesan aja mahasiswa pada males kesitu tenmpatnye jauh dari peradaban mahasiswa.. (lebay.com). yaa tapi Alhamdulillah disyukuri. Yaa bersyukur rek esih duwe ruangan iku. Yoo biar kecil yang penting asikin ae lah. Nanti kan ada gedung baru noh yang katanya berlantai 7 kalo gak salah. Ya pasti ada ruang basecamp kita-kita lah. I wish.
Alangkah lucunya fakultasku..
Sehingga ingin membuat ku tertawa terbahak-bahak..
Tapi juga miris dan sedih jika teringat..
Ya, kelak kau berubah wujud menjadi tinggi besar menjulang
Tidak imut lagi seperti sekarang


 



Kamis, 10 November 2011

Mountain Bike VS Fixie



                      
Bicycle is one of the transportation Vehicle. Nowadays, bicycle becomes popular from any range of age. In the development of era, the bicycle has also developed in shape of bike and also in the use of it. The bicycle usually used as a transportation vehicle but now it is used as a lifestyle.  Two examples of popular bike are mountain bike and fixie. Both of them have the same components. However, mountain bike and fixie also have the differences. In this case, I would like to tell you about the differences of those. There are three differences between mountain bike and fixie. The differences in wheel of the bike, body of bike and the gear.
The first difference is about the wheel of the bike. On mountain bike, it has big wheel. This big wheel has ability to grasp the road strongly because it is designed for off road. So that, we can ride it comfortably. On the other hand, fixie has thinner wheel than mountain bike’s wheel. Fixie is appropriate to use on smooth road because it is designed just for exercising and lifestyle.
The second is, if we look the both of bike, we can say that mountain bike and fixie have same body. But, both of them have different bodies. Mountain bike has big body because it has shock-breaker that used to make us relax when there is instability. Besides, the body of mountain bike is made from carbon fiber.  It is different with fixie. Fixie has small body because it has not shock-breaker. Even, fixie has not brake. Those make the body of fixie is slim and minimalist.
The third is about the gear. Mountain bike and fixie have main differences in this case. Mountain bike has 18-27 gear which can moved depends of the road. We can set the speed when we ride it by moving the gear. Meanwhile, fixie has only one gear. Fixie must have rear gear and that’s must be fixed, fixed means if we paddle the gear to behind, the bike will go back.
This essay talks about the differences between mountain bike and fixie. The conclusion is which one is the better from both of the bike is depend on what you want. If you want thinner wheel, small body of bike, minimalist, colorful and unique on the gear, you can choose fixie. However, if you want to have the big wheel of bike that can grasp the road strongly, big body of bike and many gears that can set the speed, the mountain bike is the good choice. 



I choose MTB.. how about you?

let's make green our environment  by using bicycle. :)
Bike To Campusss... :D




Rabu, 26 Oktober 2011

Is it about a sleeping beauty girl or a Geje Story?

Bro.. Sist.. gue mau cerita. yaa intermezzo aja sih. pengen berbagi cerita yang konyol aja pas masa-masa SMA. hehe
Oke.. di mulai di suatu siang yang terik.. dihari jum'at. waktu itu, gue pulang sekolah. seperti biasa, gue pulang dengan angkot merah langganan gue jurusan cililitan-pondok gede. oke, si angkot datang dan gue duduk di tempat duduk favorit gue paling belakang. Matahari yang begitu teriknya menyebabkan hawa panas yang luar biasa dan kepala yang agak pening saat itu gara-gara abis dapet matapelajaran Sosiologi dan Geografi (sebenarnya biasa aja sih, tapi guenya aja yang agak sedikit lebay haha.. padahal peningan kalo dapet matapelajaran matematika). 

Mata udah berasa kayak lampu bohlam 5 watt yang udah mau mati. Mulai meredup dan.. MATI!. Gue langsung tidur. Ngantuk banget soalnya. Yaa.. tidur sebentar aja, palingan nanti di cililitan juga udah bangun. Hmm.. entah karena hari itu memang melelahkan buat gue atau memang guenya yang dasarnya ngantukan.hihi. Yang seharusnya gue udah sampe di rumah, gara-gara gue ketiduran diangkot, gue diajak muter ama abang angkot. gue terbangun dari tidur panjaaaaaaaaaaaaaaang gue dan baru nyadar kalo sebentar lagi gue udah mau sampe di sekolah gue, LAGI. WHAAAAAT! Kaget asli gue.. perasaan tadi gue baru naik angkot dari sekolah terus tidur bentar yaa walaupun emang bablas ketiduran, hehe. Rasanya malu banget gue. Tapi pertanyaan besar yang ampe sekarang masih buat gue penasaran adalah kenapa abang angkot tersebut gak bangunin gue yak? Padahal, gue udah ketiduran diangkot lumayan lama. Hmm, apakah si abang angkot gak sadar dengan keberadaan gue?. Yaa sudahlah, nasi sudah menjadi bubur (loh?). Oke, gue terdiam sejenak untuk mengumpulkan sikap stay cool  gue..(tetep gaya :p) berasa gak tau apa-apa. Berasa jadi penumpang yang baru aja naik dan mau turun di tujuannya. “Kiri bang. Disini”, kata gue dengan sikap stay cool berasa tidak terjadi apa-apa. dan kalian tau? Abang angkotnya pun gak kalah stay coolnya dari gue. Gue pikir tuh abang angkot bakal bilang “udah bangun neng?” atau apalah gitu,.. tapi ternyata.. NOTHING! Entahlah.. sampai sekarang gak ngerti dah tu kenapa abang angkotnya begitu. Gue pun pulang ke rumah dengan naik angkot lagi dan tentunya dengan kesiapsiagaan gue supaya gak ketiduran lagi. :D 
Yaaa ngebayangin juga..gue tidur di angkot dari sekolah ampe mau nyampe sekolah lagi. Uwowww…  itu tidur apa pingsan.. haha. Oke oke..
Is this a Geje story? Haha. I think so.. :D

Kamis, 08 September 2011

Rasakanlah : Jakarta Semakin Panas!

Oleh : Resti Pratiwi (Eci)

Yaa Jakarta.. ibukota Indonesia. Kampung halaman saya.

Sesampainya saya di Stasiun jatinegara, setelah perjalanan panjang saya dari kota Malang, senyum kebahagiaan mulai mengembang lagi. “Alhamdulillah.. saya sudah sampai di kota kelahiran.. “. Rasa ingin bertemu ayah ibu dan keluarga yg lain sungguh tak terbendung lagi. Tidak sabar ingin menyantap masakan ibunda.. tidak sabar ingin bercengkrama dengan lelucon2 jayusnya ayahanda.. tidak sabar dengan obrolan2 penuh canda dan aksi2 usil si kakak.. hehe. Tapi, semua rasa itu sedikit dibuyarkan oleh hawa PANASSSSS Jakarta! Huaah.. sangaaaat panas! Hawa Jakarta yg makin hari makin panas. Saya pun segera keluar dari stasiun. Pulang dengan tas gunung di punggung  dan sandal gunung di kaki, saya pun segera naik angkot jurusan cililitan. Ya segera. Karena hawa semakin panas dan saya ingin segera mandi. Selama diperjalanan, sebenarnya saya sangat terganggu dengan hawa panas Jakarta. Kesal? Jelas. Kondisi ini sangat berbeda dengan Malang. kota saya menuntut ilmu. Di malang dingin. Kalo di Jakarta saya sangat butuh kipas angin maka di malang tidak perlu. Walaupun malang juga akhir2 ini terasa panas tapi masih biasabiasa aja lah. Ion tubuh (maksudnya sih keringat.. hehe) banyak sekali yg keluar. Gak Cuma saya aja, orang2 juga merasakan hal yang sama. Hingga saya sampai di rumah nenek(ceritanya mampir dulu bentar) dan walaupun ada kipas angin.. masih saja hawa panas terasa walau sedikit saja. Ckckckck. Saya Cuma bisa geleng2 sambil beberapa kali berkata “MasyaAllah.. Jakarta panasss! Beda sama malang yg dingiiin.” Tidak ambil aksi banyak, saya segera masuk kamar mandi untuk bertemu dengan air Jakarta. Dan.. wow… apa-apaan ini?!!! Airnya gak berasa air. Gak ada adem2nya pisan. Eleuh2.. tobat dah! Please.. suasana Malang yg dingin tolong dipindahin ke Jakarta!!!!! :O
Ya.. saudara2.. panasnya Jakarta bukanlah suatu hal yg mengherankan lagi. Saya jadi teringat dengan kakak tingkat saya yg baru saja KKN di Jakarta. Ketika saya tanya kabarnya lewat facebook, dia menjawab “gak betah. Mau pulaang. Disini panas.. gerah..”. huahaha. Ya begitulah rasanya Jakarta sekarang. Makin HOT! Faktor musim kemarau memang benar. Tapi ada hal lain yg menurut saya menjadi faktor penting penyebab panasnya Jakarta dan bencana2 lain yg terjadi di kota yg dulu sempat bernama Jayakarta ini . Banyak faktornya.. tapi salah satu yg akan saya bahas disini adalah :
Perilaku manusianya : BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Ini nih yg bikin gue kesal sejadi2nya. Hmm.. Entah apa yg ada di pikiran mereka sehingga dengan mudahnya membuang sampah sembarangan. Contohnye aja lagi di angkot, sering banget nih gue nemuin perilaku yg kayak gini.. abis makan atau abis minum, bungkusnye dibuang begitu aja keluar.. ke JALANAN.. pas lagi angkotnya jalan lagi. Astagfirullah… T.T. kesal banget dah rasanya. Gimana Jakarta gak tambah panas kalo masyarakatnya aja pada begini nih perilakunya. Mau alasan apa? Gak ada tempat sampah? Kan bisa dipegang dulu, nanti kalo udah turun langsung cari tempat sampah terus buang deh. Terus  Kenapa lagi sob? Ribet kalo mesti dipegang dulu? Kan bisa taro tuh sampah didalem tas dulu, kalo sampahnya basah ya kan bisa persiapan bawa kantong plastic terus taro deh untuk sementara abis itu kalo udah turun sampahnya baru dibuang ke tempat sampah. Gampang kan? Gak ribet kok kalo mau bergerak. Honestly, gue sebel banget kalo liat perilaku yg maen buang sampah seenaknya ke jalanan pas kendaraannya jalan lagi. Maaf ya nih sebelumnya kalo ada yg merasa gimanaa gituuu ama kata2 saya ini. Tapi ini untuk kebaikan kita bersama sobat. Menjaga lingkungan itu penting.
Allah berfirman dalam surat Ar-Rum : 41-42 :
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41-42)
Nah, gak salah dong karena ulah tangan2 ‘jahil’ kita maka bumi menjadi seperti ini. Terutama yg saya bahas ini di Jakarta. Kerusakan terjadi dimana2, panas gak ketulungan, banjir pula, Global Warming makin menjadi, dan masih banyak lagi yg lainnya. ckckckck. Sodara sodariku.. yuk mari kita perbaiki diri kita. Adakalanya perilaku2 kita ini ternyata malah merusak lingkungan. Yaa seperti buang sampah sembarangan dan ulah-ulah ‘jahil’ kita yg lain. Alhasil, kita yg akan merasakan akibatnya nanti. Bocoran aja nih,di tas saya gak cuma ada buku dan alat2 tulis yg lainnya tapi juga ada sampah bungkus permen atau sampah bungkus plastic yg nantinya saya buang setelah saya menemukan tempat yg tepat yaitu TEMPAT SAMPAH.

So, Mulailah melakukan dari  hal yg kecil..
“Suatu bencana/suatu kejadian buruk itu bisa juga terjadi karena akumulasi dari kelalaian-kelalaian kita terhadap hal-hal  kecil”
Ayoo.. kita jaga lingkungan.. Ayoo kita buang sampah pada tempatnya.. Mulai dari sekarang!

  
# Rabu, 7 september 2011
   11.08 PM di Jakarta yg semakin panas      

Senin, 05 September 2011

Kakakku sayang, kakakku nyebelin, Kakakku ngangenin..


  
Hari ini.. saya ingin bercerita tentang kakak saya. mengapa? karena pengen aja.. hehe. yaa.. saya anak kedua dari 2 bersaudara alias anak bungsu. saya punya kakak. namanya Oki Hidayat. kami sangat mirip looh.. (kata orang2 sih gitu). hehe. Punya kakak cowok itu ada asik dan ada enggaknya sebenarnya. saya bilang asik karena dia itu bisa asik diajak bercanda.. asik diajak diskusi.. asik juga untuk diajak jalan. nah, gak asiknya karena dia itu iseng, dia itu jahil bangeeeeeeet, dia itu reseee, dia itu iiih ngeselin pokoknya. hmm.. tapi itu yg bikin ngangenin sebenarnya. huhuhu. apalagi saya dan kakak saya ini tinggal berjauhan. saya kuliah di Malang dan dia kerja di Kupang, NTT. jauh bangeet kan? makanya kalo pas lagi waktunya kita ngumpul, dia sangaaaaaat jahiiiil. jahil sejadi-jadinya. awalnya geraaam banget kalo lagi dijahilin (yaiyalah siapa juga yg gak geram. hehe) tapi selanjutnya ya sudahlah.. biarkan saja dia menjahili ku karena nanti dia akan jarang menjahiliku. (ambil tissue.. hiks) secara dia kan jauh tinggalnya.
Hmm.. bersyukur juga punya Mas oki. berkat dirinya.. saya bisa jadi seperti ini. Seorang saya yg dulunya sangaat tomboy, yg kemana-mana berdandan maskulin (ckckck), yg gak suka pake rok, yg sukanya ama lagu-lagu beraliran geje (lagu yg sukanya teriak2 gak jelas gitu atau lagu beraliran new-wavenya The Upstairs atau musik synthpopnya Goodnight Electric) dan alhamdulillah.. Hidayah Allah datang lewat kakak saya. tak henti-hentinya mas oki nasehatin saya untuk meninggalkan lagu-lagu itu, menasehati untuk merubah pakaian tomboy saya itu dengan pakaian indah nan taqwa yaitu jilbab, memberikan saya buku-buku islami remaja, mengajak saya diskusi mengenai kewajiban berjilbab untuk muslimah, hingga mas oki mengajak saya untuk mentoring bersama teman akhwatnya ketika dia di SMA dan doa yg tiada hentinya keluar dari mulutnya untuk mendoakan adiknya ini untuk kemudian berhijrah. yaa Alhamdulillah.. Now, all of that have been changed. Alhamdulillah, sekarang saya menggunakan pakaian taqwa, saya aktif dalam kegiatan keagamaan (Rohis) ketika saya di SMA dan dikampus sekarang. Semua perubahan itu begitu drastis memang. tapi itulah indahnya hidayah yang Allah berikan. indah.. manis.. hingga manisnya gula pun kalah. hehe. dan itulah indahnya ikatan persaudaraan antara kakak dan adik. walaupun terkadang ngeselin tapi juga sangaat ngangenin bahkan ternyata penuh makna dan hikmahnya.
Yups, thanks so much my brother. Terimakasih.. Haturnuhun.. Maturnuwun.. atas segala bimbingan, curahan kasih sayangmu yg kau curahkan dengan aksi-aksi jahilmu, juga atas doa-doamu sehingga sekarang aku masih merasakan indahnya islam.. Indahnya merasakan perjalanan dan perjuangan dakwah ini. Love you full dah!!!!!!!!!!! Ketika nanti kau telah kembali ke kota Kupang, aku pasti sangat merindukanmu.. kakakku sayang.. kakakku nyebelin.. kakakku ngangenin.

     


  

Sabtu, 03 September 2011

Mengambil hikmah dari Matarmaja


by: Resti ‘eci’ Pratiwi

Matarmaja? tau gak? Kalo gak tau, gak gaul ah.hehe. oke oke tenang.. aye kasih tau..

 Matarmaja adalah transportasi favoritnya mahasiswa asal JABODETABEK yang kuliah di Malang.  Matarmaja, yg sesuai dengan singkatan namanya adalah kereta ekonomi yang melayani rute MAlang-bliTAR-MAdiun-JAkarta.  Kereta berwarna oren biru itu memberikan saya inspirasi untuk menulis tentangnya


”Apa yg terlintas di benak anda ketika mendengar kata MATARMAJA?”
oke, biar aye aje yg ngewakilin untuk jawab. J  “beraneka ragam bau ; terutama bau besinya yg khas, berisik, asap rokok, music dangdut(beberapa kali saya naik pasti ada aja yg dengerin dangdut koplo..ckckck), kotor, LAMAAAA ; bentar bentar berhenti.”. yaa itulah yg saya rasakan dan tentunya teman-teman yg pernah ”bermalam” di Matarmaja. Haha, kenapa saya katakan bermalam? Karena untuk sampai ditempat tujuan yaitu Jakarta, membutuhkan waktu + 20 sampai 22 jam. Wedeeeh... Tidak heran kalo kereta oren biru itu sering dicerca, diumpat dan mungkin kata2 kotor yg keluar dari mulut para penumpang gara2 jengah dan kesal dengan keadaan si Matarmaja apalagi harus menunggu hingga 20jam untuk sampe Jakarta (yg sabar yak). Terlepas dari itu semua, Matarmaja telah memberikan pelajaran penting bagi saya. Yuk..cekidot..
 Pertama, Sabar. Bersabar untuk berada di Matarmaja selama 20 jam. Entah itu duduk atau berdiri. Seperti hidup mengajari kita, “Kadang diatas, kadang di bawah” dan di Matarmaja, kalo lagi beruntung kita duduk tapi kalo lagi KURANG beruntung (hehe) kita berdiri. (yaa.. pernah mengalami soalnya). Ilmu sabar itu mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan, betul gak? dan di Matarmaja lah kita harus menerapkan ilmu sabar itu. Toh, kalo kita hanya menggerutu dengan keadaan pasti tak akan ada habisnya. Toh Matarmaja gak akan berubah menjadi Gajayana yang dingin dan nyaman kan kalo kita gerutu aja.. hehe. Seperti dalam sebuah perkataan salafushaleh, “Sabar itu terletak pada pukulan pertama”. Innallah ma’a sobirin.
 Kedua, bersyukur sob. Mari kita lihat isi Matarmaja. Banyak pedagang dan pengemis berseliweran. Bahkan, anak – anak kecil yg  yang seharusnya mereka bermain bola di lapangan atau main boneka Barbie dengan teman sebayanya  tapi mereka malah ada didalam kereta itu untuk menyusuri gerbong-gerbong matarmaja demi mencari uang untuk membantu kehidupan ekonomi keluarganya atau mungkin hanya sekedar untuk jajan sehari-hari. Mereka  gak punya pilihan.  Kita patut bersyukur karena kehidupan kita sekarang berkecukupan bahkan berlebih. Uang dengan mudahnya mengalir. Tinggal bilang “Pak.. Bu.. uang menipis nih, besok mau pergi jalan-jalan”, langsung jumlah saldo di ATM bertambah. Sedangkan mereka harus mondar mandir dulu di gerbong-gerbong Matarmaja untuk bisa dapet uang. Lagi-lagi harus bersyukur. Allah udah ngingetin kita tuh didalam surat cinta-Nya “Maka nikmat Tuhanmu yg manakah yg kamu dustakan?” (Qs. Ar-rahman : 13).
Dua hal itulah yang bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup kita. Itulah hikmah yang dapat saya ambil dari Matarmaja. ”Sabar dan Syukur memang sangat mudah untuk diucapkan. Namun, sulit untuk dilakukan.”. Emang bener. Tapi, apakah kita lantas begitu saja meng-iyakan pernyataan itu dan diam saja? Justru itu yang salah mas bro dan mbak sist. Ketika memang pernyataan itu benar maka berusahalah untuk memudahkan bersikap sabar dan syukur sebagaimana kita mudah mengucapkannya. 
         Mari kita benahi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, tapi yang ada adalah manusia yang senantiasa berusaha dan bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian untuk menuju kesempurnaan.
Semangat untuk fastabiqul khairat..
*tulisan ini aye tulis juga untuk memotivasi diri aye sendiri.

Semoga Bermanfaat